LUMUT
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja. keberadaan lumut seringkali luput dari perhatian karena selain ukuranya yang kecil, manfaat lumut bagi manusia secara langsung juga belum banyak diketahui . namun demikian, lumut mempunyai peranan cukup penting bagi lingkungan dan beberapa jenis-jenis hewan dan tumbuhan lainya. Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan menyimpan air serta menjaga kelembapan hutan. Lumut juga menyediakan tempat hidup bagi tumbuhan epifit seperti berbagai jenis anggrek danpaku-pakuan serta bagi hewan-hewan kecil seperti katak, kadal, siput, dan berbagai jenis serangga.
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang menyukai tempat yang lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). walaupun demikian lumut masih sangat memerlukan air, tanpa air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah (merekah).
Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Berdasarkan kelompok (kelas) lumut terbagi menjadi lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk. Masing-masing akan dijelaskan secara rinci dan detail pada bab 1,2, dan 3.
B.Tujuan
Untuk mengetahui macam-macam dari kelas lumut
Untuk mengetahui ciri-ciri dan bagian-bagian dari lumut
Untuk mengetahui peranan-peranan dari lumut
SEKILAS TENTANG LUMUT
Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja. keberadaan lumut seringkali luput dari perhatian karena selain ukuranya yang kecil, manfaat lumut bagi manusia secara langsung juga belum banyak diketahui . namun demikian, lumut mempunyai peranan cukup penting bagi lingkungan dan beberapa jenis-jenis hewan dan tumbuhan lainya. Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan menyimpan air serta menjaga kelembapan hutan. Lumut juga menyediakan tempat hidup bagi tumbuhan epifit seperti berbagai jenis anggrek dan paku-pakuan serta bagi hewan-hewan kecil seperti katak, kadal, siput, dan berbagai jenis serangga.
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang menyukai tempat yang lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). walaupun demikian lumut masih sangat memerlukan air, tanpa air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah (merekah).
Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Karakteristik dan Ciri-ciri :
Fotosintesis, multiseluler dan eukariotik
Tak memiliki akar, batang dan daun sejati (talus)
Tak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem)
Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit – sporofit)
Reproduksi seksual dan aseksual (spora)
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut hutan lumut.
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan lumut berkormus dan bertalus. Lumut dapat beradaptasi untuk tumbuh di tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda. Batang apabila dilihat secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut selapis sel kulit, lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam-garam mineral; belum terdapat floem dan xilem. Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong. Rizoid seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.
Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri dari: vaginula, seta, apofisis, kaliptra, kolumela. Sporofit tumbuh pada gametofit menyerupai daun. Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rizoid yang berfungsi seperti akar. Jika sporofit tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran keturunan atau metagenesis. Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit. Reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet dalam gametofit.
Lumut yang sudah teridentifikasi mempunyai jumlah sekitar 16 ribu spesies dan telah dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu: lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun.
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
a.Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoid
b.Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkn oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :
- Vaginula (kaki)
- Seta (tangkai)
- Apofisis (ujung seta yang melebar)
- Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak
spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
Perkembang biakan secara seksual berlangsung dengan cara penyatuan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina.
Perkembang biakan secara aseksual dapat terjadi dengan banyak cara, antara lain :
1. Membentuk tunas pada pangkal batang dan selanjutnya tunas terlepas dan berkembang menjadi individu baru.
2. Membentuk stolon
3. Batang lumut yang bercabang-cabang mati, lalu cabangnya tumbuh dan berkembang menjadi individu baru .
4. Protonema primer membentuk individu baru.
5. Protonema putus-putus menjadi banyak protonema, dan
6. Membentuk kuncup
0 komentar:
Posting Komentar